Apa-apa yang terjadi di masa lalu memang
sedikit banyaknya terbawa menjadi kebiasaan disaat ini. jadi ingat, Sejak dulu
saya selalu diajarkan oleh ayah saya, ‘kalau kamu taruh barang disitu, apa
dampaknya untuk orang lain?’ atau ‘lihat sekitarmu, ambil yang bahaya’, atau
‘ini akan lebih baik ditaruh disini, karena…’, ya, secara tidak langsung saya
jadi belajar tentang keergonomisan. Jadinya, tanpa sadar sekarang saya tertarik
pada psikologi ergonomi. Melihat bagaimana baiknya ini, apakah mempengaruhi
mood orang jika seperti ini, dan banyak lagi. Menarik. Sehingga saya pun
mengambilnya menjadi salah satu minat saya. hha
Nah, melihat ke minat. Ada satu minat saya
yang begitu besar, sehingga terkadang itu tertutupi oleh minat-minat kecil yang
terlihat mudah untuk dijalani lebih dulu. Tau minat itu apa? Kalau lihat di
blog tentu saja terlihat. Parenting.
Mmm entah itu minat karena saya menemukan kekurangan/kelebihan pada saat saya
masih kecil, atau minat yang tumbuh karena mengetahui kekurangan pendidikan saat
ini, atau memang itu sebenarnya fitrah dari seorang perempuan, atau karena
campuran dari itu semua, entahlah, tak tahu yang mana, Tapi yang jelas, yang
saya sadari adalah saya mempunyai perhatian khusus pada hal itu, Parenting.
Awalnya saya berpikir minat saya ada pada
anak-anak. Anak-anak menjadi perhatian saya karena saya yakin masa
anak-anak adalah batu loncatan terbaik untuk membekalinya dimasa depan sehingga
saya banyak fokus pada bagaimana menerapkan nilai-nilai pada anak-anak. Benar sih itu yang saya pikirkan sampai
sekarang, tapi untuk masalah minat hanya pada anak-anak ternyata tidak juga.
Saya kembali menerawang masa depan, cara termudah yaa, melihat lingkungan haha. Suatu saat nanti, ketika sudah punya anak, anak saya tidak
akan tetap menjadi anak-anak. Dia akan tetap tumbuh dan berkembang. Peran saya
sebagai yang diamanahi olehNya belum berakhir. Bekal dasar itu penting, tapi
bimbingan setelahnya hingga dia mampu berpikir dan bertindak dewasa dengan baik itu pun penting.
Bahkan hingga dia mampu mendewasakan lingkungannya. Sehingga saya menemukan
hal-hal lain yang menjadi perhatian saya.
Seperti, setelah di berikan fondasi saat
anak-anak lalu apa? Ah, setelah itu transisi dia menuju dewasa, saya yakin
dalam transisinya ada suatu dilema yang orang bilang krisis identitas.
Bagaimana baiknya orang tua pada saat-saat ini ? lalu setelahnya apa dan
setelahnya apa ? haha pertanyaan-pertanyaan ini pun berlanjut hingga
menemui kesimpulan : belajar lagi yang bener gih.
Semakin sadar bahwa saya belum punya ilmu
yang cukup untuk ini itu. Aaah semoga Allah kuatkan dan mudahkan untuk belajar
tentang kehidupan. Terlebih mempersiapkan generasi masa depan.
Semoga Allah ridhoi, generasi saya nanti
adalah generasi yang baik lagi membaikkan, sholih juga mensholihkan, shalihah
juga menshalihkan, dewasa juga mendewasakan, lembut juga melembutkan, visoner
juga memvisionerkan, semoga generasi yang lahir adalah generasi yang
dibanggakan RasulNya nanti, dan yang paling saya inginkan adalah semoga yang
lahir adalah Generasi Pemimpin Orang-orang Bertakwa. Aamiin yaa Mujib.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar