Senin, 25 November 2013

Shall be..

Apa-apa yang terjadi di masa lalu memang sedikit banyaknya terbawa menjadi kebiasaan disaat ini. jadi ingat, Sejak dulu saya selalu diajarkan oleh ayah saya, ‘kalau kamu taruh barang disitu, apa dampaknya untuk orang lain?’ atau ‘lihat sekitarmu, ambil yang bahaya’, atau ‘ini akan lebih baik ditaruh disini, karena…’, ya, secara tidak langsung saya jadi belajar tentang keergonomisan. Jadinya, tanpa sadar sekarang saya tertarik pada psikologi ergonomi. Melihat bagaimana baiknya ini, apakah mempengaruhi mood orang jika seperti ini, dan banyak lagi. Menarik. Sehingga saya pun mengambilnya menjadi salah satu minat saya. hha

Nah, melihat ke minat. Ada satu minat saya yang begitu besar, sehingga terkadang itu tertutupi oleh minat-minat kecil yang terlihat mudah untuk dijalani lebih dulu. Tau minat itu apa? Kalau lihat di blog tentu saja terlihat. Parenting. Mmm entah itu minat karena saya menemukan kekurangan/kelebihan pada saat saya masih kecil, atau minat yang tumbuh karena mengetahui kekurangan pendidikan saat ini, atau memang itu sebenarnya fitrah dari seorang perempuan, atau karena campuran dari itu semua, entahlah, tak tahu yang mana, Tapi yang jelas, yang saya sadari adalah saya mempunyai perhatian khusus pada hal itu, Parenting. 

Awalnya saya berpikir minat saya ada pada anak-anak. Anak-anak menjadi perhatian saya karena saya yakin masa anak-anak adalah batu loncatan terbaik untuk membekalinya dimasa depan sehingga saya banyak fokus pada bagaimana menerapkan nilai-nilai pada anak-anak.  Benar sih itu yang saya pikirkan sampai sekarang, tapi untuk masalah minat hanya pada anak-anak ternyata tidak juga.

Saya kembali menerawang masa depan, cara termudah yaa, melihat lingkungan haha. Suatu saat nanti, ketika sudah punya anak, anak saya tidak akan tetap menjadi anak-anak. Dia akan tetap tumbuh dan berkembang. Peran saya sebagai yang diamanahi olehNya belum berakhir. Bekal dasar itu penting, tapi bimbingan setelahnya hingga dia mampu berpikir dan bertindak dewasa dengan baik itu pun penting. Bahkan hingga dia mampu mendewasakan lingkungannya. Sehingga saya menemukan hal-hal lain yang menjadi perhatian saya.

Seperti, setelah di berikan fondasi saat anak-anak lalu apa? Ah, setelah itu transisi dia menuju dewasa, saya yakin dalam transisinya ada suatu dilema yang orang bilang krisis identitas. Bagaimana baiknya orang tua pada saat-saat ini ? lalu setelahnya apa dan setelahnya apa ? haha pertanyaan-pertanyaan ini pun berlanjut hingga menemui kesimpulan : belajar lagi yang bener gih.

Semakin sadar bahwa saya belum punya ilmu yang cukup untuk ini itu. Aaah semoga Allah kuatkan dan mudahkan untuk belajar tentang kehidupan. Terlebih mempersiapkan generasi masa depan.

Semoga Allah ridhoi, generasi saya nanti adalah generasi yang baik lagi membaikkan, sholih juga mensholihkan, shalihah juga menshalihkan, dewasa juga mendewasakan, lembut juga melembutkan, visoner juga memvisionerkan, semoga generasi yang lahir adalah generasi yang dibanggakan RasulNya nanti, dan yang paling saya inginkan adalah semoga yang lahir adalah Generasi Pemimpin Orang-orang Bertakwa. Aamiin yaa Mujib.

Semoga Anda yang membacanya dan mengharapkannya juga diberikan generasi yang demikian. Aamiin