Sabtu, 03 Agustus 2013

This is Special

Bismillah

Saya ingin menulis seputar anak-anak nih, karena memang saya suka anak-anak. :D

Tulisan ini hanya sebuah catatan dan nasihat pribadi agar saya tidak lupa pada ibrah selama saya bersama keponakan saya ini, karena pada dasarnya saya pun belum pernah merasakan memiliki seorang anak. Hehe.. tulisan ini pun tidak dikhususkan hanya untuk para ayah ibu saja, tapi om, tante, nenek, kakek, uwa, abang, kakak, teteh pun boleh. :D

Here we go…

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu”—At Tahrim: 6
Sama dengan yang pernah saya tulis sebelumnya bahwa anak merupakan investasi terbesar, karena anak merupakan investasi dunia akhirat. Karena itu mendidiknya merupakan sebuah kewajiban untuk orang tua agar mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat serta terhindar dari siksa api neraka.

Seperti kalimat prolog diatas, tulisan ini terinspirasi dari keponakan saya, dia yang masih berumur 3 tahun kurang ini mampu menyerap apapun dari lingkungan sekitar tanpa adanya saringan untuk menyaring informasi yang datang.  Semua perkataan dan tingkah laku mampu dia tiru. Bahaya ‘kan kalau yang di tiru malah hal yang buruk? Dengan kemampuan menirunya yang baik bukankah akan lebih baik jika dimaksimalkan dengan memberinya hal-hal baik? Kita akan berbicara seputar anak-anak dan lingkungan keluarga. Tidak lebih. Karena khawatir jika tidak dibatasi pembicaraan mengenai pemaksimalan kemampuan anak dari dini maka tulisan ini berujung ke lembaga-lembaga pendidikan seperti PAUD atau playgroup *hehe.

Ya, mendidik anak tidak semudah ketika kita melihat kagum orang tua yang memiliki anak sholeh, cerdas dan kreatif. Tentu tidak semudah melihatnya. Karena mendidik anak erat kaitannya dengan mendidik diri sendiri. Ketika kita mendidik berarti kita harus mempunyai ilmu untuk diberikan; mempunyai kesabaran, kegigihan, dan kekonsistenan ketika memberikan; dan mempunyai keoptimisan untuk hasil dari apa yang diberikan. Dan jangan lupa tujuan pun menentukan. Tujuan sangatlah penting karena dapat membentuk akan seperti apa dia yang sedang kita didik ini.

Contohnya orang tua ingin menjadikan anaknya yang terdepan di dunia dan akhirat, maka sesuaikan kurikulum yang akan diberikan dengan tujuan itu dan metodenya sesuaikan dengan si anak. :D

Hal yang terpenting lagi ketika mendidik anak adalah memberikan contoh kongkrit. Keponakan saya lebih sering mengajak saya bersih-bersih (buang tisu kotor, lap kaca, pel lantai) setelah saya ajak dia bersih-bersih, dibanding ketika saya menyuruhnya untuk membuang sampah di tempat sampah.

Nah, teladan yang baik dari orangtua ataupun lingkungan akan membentuk kebiasaan pada dirinya yang dapat membentuk akhlak dan kepribadian yang baik juga. Anak akan lebih menyerap sesuatu yang kongkrit dibanding ketika dia diberikan nasihat dengan menggunakan kata-kata. Tapi mungkin akan lebih baik lagi jika menasihati dengan memberikan contoh. hehe

Ada seorang ibu yang sukses (definisi saya: memiliki anak sholeh, cerdas, dan kreatif) berbagi resep nih, silakan disimak..
  1. Orang tua harus menjadi teladan yang baik dengan ilmu. Baik ilmu tentang agama Islam, ilmu tentang perkembangan anak, maupun ilmu-ilmu lainnya. (psikologi masuk kok, hehe)
  2. Berkomunikasi dengan hangat, tidak dengan kata-kata kasar. Berusaha menjadi sahabat yang baik untuknya.
  3. Peka terhadap perkembangan dunia luar dan tidak gaptek. (maksudnya agar orang tua mengetahui perkembangan yang terjadi diluar dan bisa memahami dan menjelaskan dampak positif maupun negatifnya. Pertahanan yang lebih kuat adalah pemahaman dan wawasan anak tentang akibat baik dan buruknya yang akan dihadapi jika dia melakukan suatu tindakan tertentu, bukan overprotective atau memberikan anak jarak dari lingkungan luar)
  4. Anak adalah amanah yang diberikan Allah SWT, karena itu orang tua harus memohon pertolongan Allah untuk membimbing dan mendidiknya.
  5. (ini yang terpenting) menanamkan iman dan rasa takut kepada Allah sejak kecil.

“Dan hendaklah takut pada Allah SWT orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”—An Nisa : 9
Nah, sekian tulisan kali ini. Selamat menjadi orang tua yang baik (ngomong ke diri sendiri juga). baik di dunia hingga mampu menjangkau akhirat dan SurgaNya.. aamiin



Jika teman saya menulis dalam blognya, tulisan adalah doa yang menyimpan harapan penulisnya, maka saya setuju. Doanya sederhana.

Semoga bermanfaat.
 :D

terinspirasi tidak hanya dari keponakan, tapi juga ibu sukses yang berbagi resep :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar