Senin, 04 Maret 2013

Pour Ma Chere Amie, Stanijuanita Marantika :D


Aku punya sebuah cerita, read it :D
Saat itu bulan Ramadhan 1432 H. Ramadhan pertamaku menjadi seorang mahasiswi. Siang hari yang panas kuselusuri jalan pulang menuju kosan. Semakin mendekat tujuan aku melihat gadis tinggi berkemeja putih dan berkerudung. Jalannya biasa, sesekali dia menoleh kebelakang. Aku tak tahu dia melihat siapa, tapi kemudian dia melanjutkan kembali perjalanannya. ‘mungkin dia satu kos denganku, hihi’ pikirku. Benar saja, dia mengarah pada rumah bercat hijau tempat sementaraku bernaung. Sebelum masuk rumah, matanya menyelusuri rumah tingkat dua itu, entah untuk apa. Lalu dia memasuki rumah hijau itu dan mata kami bertemu. Ya, dia melihatku yang sedang memperhatikan dirinya.
Aku melanjutkan perjalananku, membuka pagar rumah itu, dan memasuki pintu rumahnya. Tidak beberapa lama, gadis itu menyapaku, mengulurkan tangan dan mengajakku untuk berkenalan.
‘Hai, mau kenalan, dong !’ sapanya padaku dengan wajah ceria, ‘Aku JUAN!’  

Semakin lama kami bersama, semakin dalam juga kami kenal. Banyak cerita yang mungkin tidak akan bisa dihitung. Banyak cerita yang mungkin tidak bisa diingat. Namun, kesenangan, keasyikan, kelebayan, kegaringan, dan ‘ke-an’ lainnya karena bertemu dengannyalah yang hanya bisa kukenang.
Itulah sepenggal cerita yang mendasari surat ini dibuat.



Hai saudariku.. sudah berapa tahun di dunia ini ?
20, ya 20. Oh, bahkan tepat 20 hari ini? hihi

Saudariku, aku tak ingin bersenang-senang hari ini, apalagi menggelar sebuah pesta untukmu. Apa yang bisa kurayakan? Padahal aku tahu, setiap detik dalam dirimu dan diriku adalah langkah untuk mendekat pada pertanggung jawaban. Dan hari ini, terlebih hari ini saudariku, hari ini adalah momentum untuk dirimu, sirine yang setiap tahun selalu berdering. Untuk mengingatkan, Untuk menegur. Pada hal-hal yang telah dilakukan selama 20 tahun kebelakang. Namun juga momentum untuk bersyukur. Pada kesempatan yang telah diberikanNya.

Ya, saudariku. Ini momentum untuk memuhasabahi diri. Untuk meningkatkan diri ini. Untuk mengetahui sejauh mana perbuatan kita merupakan manifestasi kecintaan kepada Allah.



Barakallah Fii umrik.. :D

Semoga berkahNya selalu menaungimu. UjianNya pasti menguatkanmu. Dan aku yakin, nikmatNya selalu hadir dalam bentuk syukur dan sabarmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar